Aku merasa ini semakin membuat aku terdesak suatu keadaan yang tak biasa menghampiri hatiku
ingin rasanya berteriak menyesali apa yang telah telah terjadi.......
berteriak pada semesta bukan karena ingin meluapkan kemarahan dan kekesalanku, tapi aku ingin berteriak wahai semesta aku ingin pulang.
Wahai semesta aku ingin sepertimu yang tak pernah merasakan perasaan yang tak diketahui siapapun bahkan angin sekalipun. yang selalu tulus berada disisi manusia tanpa imbalan apapun. tapi ketika kau marah maka tak ada seorangpun manusia yang mampu menahan amarahmu....
wseakan ini akan terjadi dan terulang kembali, tak ada seorangpun yang mengerti hatiku,
Aaku memang tak memaksakan orang lain mengerti aku karena pada dasarnya tak ada manusia yang mengerti perasaan manusia lain bahkan untuk mengerti diri sendiri pun kadang manusia tidak bisa.
Tuhan ini hidup didunia yang sementara yang tak lama tapi aku mulai bingung menjalaninya... Apa yang harus ku lakukan aku bingung Tuhan....
Apa yang harus kulakukan untuk menghadapi manusia manusia itu...
Aku teringatpada kata-kata ini : Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati
muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu.
Bahagialah mereka yang mati muda (soe hok gie)....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Akhirnya Tiba Pada Waktu Yang Sangat Menjenuhkan"
Post a Comment